Kare, mungkin selama ini sebagian besar dari kita mengenal menu kare dengan daging ayam sebagai bahan utamanya. Namun hal berbeda akan kita temukan jika sedang bertandang ke kota Tuban yang menjadi salah satu daerah pesisir Pantai Utara Jawa Timur. Lokasinya yang berdekatan dengan lautan, membuat kota Tuban dipenuhi warung makan yang mayoritas menyajikan hidangan seafood. Lihat saja di sepanjang jalan depan Klenteng Kwan Sing Bio, ada cukup banyak para pedagang kaki lima yang menyajikan menu seafood.
Untuk kali ini Saya bersama teman - teman sengaja menyediakan waktu khusus untuk menikmati kare rajungan yang sudah cukup kondang, terutama di Kota Tuban ini. Berlokasi di Jl. Manunggal dengan nama Kare Rajungan Manunggal Jaya, untuk menemukan lokasinya tidaklah terlalu sulit. Warung sederhana yang memiliki lahan parkir yang tidak terlalu luas ini berada di Timur jalan raya, tepat di depan depan SMAN 3, Tuban dan bersebelahan dengan kantor Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Tuban.
Bentuk bangunannya memang seperti rumah makan, tapi pemiliknya menolak jika warung sederhana ini disebut sebagai sebuah rumah makan. Berdiri sekitar 28 tahun yang lalu, kare rajungan kreasi Ibu H. Suartiah dan H. Suarni diterima dengan baik oleh masyarakat, mulai dari kota Tuban hingga mereka yang berasal dari kota-kota lain. Dari informasi yang kami terima dari Pak Edy sebagai pengelolanya yang sekarang, warungnya membutuhkan sekitar ±5 kwintal rajungan untuk memenuhi permintaan para pengunjungnya setiap hari. Selain kare rajungan yang menjadi favorite para pengunjungnya, warung ini juga menyediakan kare cumi, garang asem ikan laut dan beberapa jenis hidangan seafood yang lainnya.
Saya bersama
teman - teman tiba di lokasi sekitar jam 6 sore, sudah ada beberapa mobil dengan plat nomor luar kota yang berjejer di sisi Jl. Manunggal. Tempat duduk di bagian luar sudah dipenuhi pengunjung, kami langsung menuju ke dalam dan menemukan satu sisi tempat yang masih kosong. Kami langsung memesan seporsi kare rajungan, kare cumi, 3 porsi nasi putih dan 3 gelas es teh manis. Hanya dalam beberapa menit saja semua pesanan kami sudah tersaji di atas meja. Dalam seporsi kare rajungan terdiri dari 3 ekor yang terbalut bumbu dengan sedikit kuah kuning cerah yang kelihatannya cukup menantang.
Dari informasi yang kami terima sebelumnya, kare rajungan ini bercita rasa pedas namun semua pengunjung tidak ada yang terlihat kepedasan atau sampai berkeringat. Kami langsung saja mencicipi kare rajungan yang sudah tersaji, untuk pertama kami hanya mencicipi kuahnya seujung sendok. Seketika kami langsung menyambar minuman yang ada, sensasi pedasnya benar-benar menggigit bibir. Dari sekian banyak makanan pedas yang teman - teman pernah cicipi, rasanya kare rajungan ini menduduki peringkat pertama untuk tingkat kepedasannya. Meski kuahnya saja sudah pedas yang menggigit, tapi hal itu tidak mengurungkan niat Saya dan yang lain untuk menikmati rajungannya.
Perlahan tapi pasti, kami mulai memotong bagian-bagian rajungan untuk mendapatkan daging yang bersembunyi dibalik kulitnya. Kuahnya memang sangat pedas menggigit bibir dan terus menempel, tapi dagingnya lembut, gurih, manis dan bumbu rempahnya meresap hingga ke dalam. Sedangkan untuk tingkat kepedasannya sedikit di bawah kuahnya meski tetap saja masih sangat pedas bagi kami. Ada yang berkeringat, wajah memerah dan sampai menambah air minum lagi sebagai penawar rasa pedas. Karena penasaran akan rasa pedasnya, Saya pun bertanya kepada salah satu karyawannya. Dan ternyata, untuk membuat 1 liter kuah rajungan digunakan lebih dari 10 kg cabai rawit merah yang dipadukan dengan beberapa jenis bumbu rempah lainnya. Akhir terjawab sudah kenapa rasa kare rajungan ini pedasnya benar-benar menggigit bibir dan terus menempel hingga beberapa waktu.
Bagi kami rasanya memang sudah sangat pedas, tapi anehnya masih ada juga beberapa pengunjung yang merasa tingkat kepedasannya masih agak kurang lho …. ???? dari berita yang beredar, pasalnya masyarakat kota Tuban ini masakannya memang terkenal dengan rasa pedasnya. Untuk dapat menikmati seporsi kare rajungan ini, kita cukup mengeluarkan kocek sebesar 55 sampai 60 ribu rupiah saja. Jangan lupa untuk menikmati kare cuminya juga, rasanya juga lezat dengan bumbu rempah dan tentunya juga pedas meskipun tidak sepedas kare rajungannya. Biasanya warung Kare Rajungan Manunggal Jaya ini mulai melayani para pengunjungnya dari jam 8 pagi sampai jam 8 malam setiap hari. Tapi 5 hari sebelum bulan ramadhan dan 4 hari setelah lebaran ketupat warung Kare Rajungan Manunggal Jaya ini tutup.
September 2012
Sumber foto : via
0 comments:
Post a Comment