Tentunya
jajanan ini tidak baik jika sering dikonsumsi apalagi yang banyak
dijual di pinggir jalan karena minyak goreng yang digunakan tidak
terjamin mutu kesehatannya. Cara mengenalinya cukup mudah, perhatikan
warna minyak goreng yang dipakai cenderung berwarna lebih gelap dan
keruh. Minyak ini berasal dari minyak bekas (jelantah). Jelantah
biasanya diperoleh dari restoran cepat saji yang menjual menu-menu
gorengan seperti ayam goreng. Hal ini berarti minyak sudah teroksidasi
akibat pemanasan. Jika sering dikonsumsi dalam jangka waktu lama dapat
mengakibatkan penyakit degeneratif seperti kanker usus besar, alergi,
dan penyakit jantung.
Sedangkan
minyak goreng yang baik adalah yang masih baru dan berwarna kuning
jernih. Pemakaiannya dibatasi hingga 2-3 kali penggorengan, tentunya
tergantung jenis makan yang digoreng. Jika dalam dua kali menggoreng
minyak sudah kotor dan berwarna lebih gelap, sebaiknya tidak digunakan
lagi. Jika kondisi minyak masih baik walaupun ada sisa bahan makanan
yang tidak terangkat, masih bisa digunakan dengan disaring terlebih
dahulu selama minyak tidak berbau tengik.
Berikut beberapa tips memakai minyak yang aman :
- Jangan membeli minyak dalam jumlah banyak dengan pemakaian yang jarang. Minyak goreng juga memeiliki masa kadaluarsa yang bisa dilihat di kemasan dan sering kali ini terabaikan.
- Simpan minyak dalam tempat tertutup dan tidak terkena panas untuk mencegah agar tidak teroksidasi akibat terkena panas dan tidak tercemar.
- Gunakan minyak seperlunya saja. Jangan menuangkan terlalu banyak agar minyak yang terbuang juga tidak banyak.
- Jika akan menggoreng beberapa jenis makanan dalam satu penggorengan. Perhatikan urutan yang harus didahulukan. Misalnya, menggoreng tempe dan ikan. Sebaiknya goreng tempe terlebih dahulu karena setelah menggoreng ikan, minyak akan mengental dan sebaiknya tidak digunakan lagi.
0 comments:
Post a Comment